TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau mendapat catatan terkait angka prevalensi stunting, saat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunker ke Kabupaten Berau beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data SSGI 2022, Berau masih masuk dalam kategori tinggi stunting, dengan angka sebesar 21,6 persen. Untuk itu, diperlukan solusi dan langkah nyata agar angka ini bisa turun.
“Saya mengimbau semua tim percepatan penurunan stunting, untuk menjadikan Rembuk Stunting ini sebagai wadah pendiskusian, guna mencari solusi dan langkah nyata pencegahan dan penurunan stunting khususnya di Kabupaten Berau,” tegas Wakil Bupati Berau Gamalis saat membuka acara rembuk stunting, Rabu (20/3/2024).
Ia menambahkan, semua pihak senantiasa menekankan pentingnya penanganan stunting yang masih cukup tinggi di Kabupaten Berau. Hal ini sebagaimana misi Pemerintah Kabupaten Berau, yaitu meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, sejahtera, dan berbudi luhur.
“Kita perlu memastikan kualitas kesehatan anak-anak kita, sebagai generasi penerus yang kelak memegang tonggak kepemimpinan dan membawa kemajuan bagi daerah ini,” terangnya.
Wabup Gamalis yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kabupaten Berau, dengan tegas juga menyebut bahwa Pemerintah Kabupaten Berau berkomitmen tinggi untuk menurunkan stunting. Salah satunya dengan ditetapkannya Keputusan Bupati Berau Nomor 119 Tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten dan Penetapan Kelurahan/Kampung Lokus Stunting pada tahun 2022 lalu.
Untuk lokus itu ada 10 lokasi, yaitu Kampung Tanjung Batu, Labanan Jaya, Kelurahan Gunung Tabur, Kampung Maluang, Kelurahan Sambaliung, Kasai, Suaran, Sukan Tengah, Kelurahan Karang Ambun, dan Kampung Tumbit Dayak.(adv/lya/jun)