Kehadiran Panti Sosial dan Perlindungan Anak Penting di Berau

Share

Anggota Komisi I DPRD Berau, Thamrin
Anggota Komisi I DPRD Berau, Thamrin

BERAU, KATA TIMES – Keberadaan fasilitas Panti Sosial bagi Lanjut Usia (Lansia)  serta persoalan maraknya anak-anak di usia sekolah yang terlibat dalam aktivitas ekonomi di ruang publik mendapat perhatian serius dari DPRD Berau.

Anggota Komisi I DPRD Berau, Thamrin, mengatakan dua isu sosial tersebut penting dan perlu segera ditangani Pemkab Berau saat ini.

Khusus untuk Panti Sosial, menurutnya sudah saatnya Pemkab melakukan inventarisasi menyeluruh untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan masyarakat akan keberadaan Panti Sosial, khususnya bagi orang tua yang sudah tidak memiliki keluarga atau membutuhkan perawatan.

“Terpenting juga sekiranya sebelum membangun, tentu kita perlu data yang akurat. Jangan sampai fasilitas dibangun, tapi tidak ada yang mengisi. Harus jelas siapa yang akan mengelola, bagaimana fasilitasnya, dan apakah benar-benar dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya dikantor DPRD Berau Jalan Gatot Subroto, belum lama ini.

Ia menegaskan, jika hasil inventarisasi menunjukkan banyak Lansia yang membutuhkan tempat tinggal layak dan perawatan yang memadai, maka pembangunan panti sosial patut menjadi prioritas pemerintah daerah. Namun, pembangunan itu juga harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik serta kelengkapan fasilitas.

Di sisi lain, Thamrin juga menyoroti maraknya anak-anak yang terlibat dalam kegiatan berdagang di kawasan tepian dan sejumlah rumah makan di Berau. Ia menilai meskipun ada niat membantu orang tua, hal ini berpotensi melanggar hak anak untuk belajar dan berkembang.

“Anak-anak itu harusnya fokus belajar, bukan bekerja. Kita tidak bisa membiarkan mereka berada di ruang publik untuk berdagang hanya karena alasan ekonomi. Ini tanggung jawab orang tua, tapi pemerintah juga harus hadir,” tegasnya.

Ia mendorong agar Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, serta Satpol PP melakukan koordinasi untuk menertibkan praktik eksploitasi anak. Selain itu, menurutnya perlu dilakukan pendekatan persuasif kepada orang tua agar tidak membiarkan anak-anak bekerja di usia yang seharusnya masih menempuh pendidikan.

“Kadang anak-anak itu bahkan diintimidasi agar mau bekerja. Ini menyedihkan. Maka harus ada edukasi dan penertiban. Anak-anak butuh ruang untuk belajar dan berkembang, bukan dipaksa mencari nafkah,” pungkasnya. (adv/jun)

TAG:

Share

Berita Terkait

TRENDING

Berita Populer

banner-parlementaria

PT. Media Kaltimtara Times. Media siber yang berbasis di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kekinian, informatif, dan inspiratif.

Copyright © 2024. Kata Times