Sektor Perkebunan Siap Gantikan Sektor Pertambangan

Penulis:

Share

TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau memiliki banyak sektor yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sementara saat ini Kabupaten Berau hanya bergantung kepada sektor pertambangan.

Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini mengakui saat ini memang sektor pertambangan masih jadi yang utama. Sehingga, Pemkab Berau tengah mempersiapkan sektor perkebunan dalam arti luas untuk menggantikan sektor pertambangan.

“Ini yang tengah dipersiapkan untuk menggantikan pertambangan ke depannya,” ucapnya.

Menurutnya, ada beberapa komoditi sektor unggulan di Dinas Perkebunan Berau. Di antaranya Kelapa Buah dan Cokelat.

Lebih lanjut diterangkan Lita, kelapa buah saat ini punya luasan lahan produksi mencapai 2.700 Hektare di Berau. \”Karena lahannya cukup luas, menjadikan Kelapa Buah ini jadi salah satu komoditi unggulan,\” terangnya.

Dari sekian banyaknya Buah Kelapa, banyak masyarakat yang mengandalkan kebun dari hasil warisan keluarga yang diberikan secara turun temurun.

“Karena mayoritas usia kelapa yang ada sekarang itu cukup tua. Namun, tidak sedikit juga tanaman baru,\” terangnya.

Lita menjelaskan, adapun sektor hilirnya, sudah terbentuk di masyarakat. Salah satunya di Kecamatan Biduk-Biduk. Di sana terdapat produksi minyak kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), Sabun berbahan dasar kelapa, serta olahan dari serabut kelapa. “Tinggal bagaimana, kita perlu untuk mendorong itu,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga membantu masyarakat petani, melakukan peremajaan pertanian kelapa, dengan memberikan edukasi pertanian modern.

Sebab, banyak keluhan yang diterima tentang kelapa-kelapa yang pohonnya sudah berusia tua. Secara alami, kelapa-kelapa yang ada di Berau semakin berumur maka pohonnya semakin tinggi. Hal ini yang menjadi keluhan petani di lapangan untuk melakukan pemanenan.

“Kita akan melakukan peremajaan kelapa tua. Karena petani merasa sangat terkendala dengan pohon kelapa yang menjulang tinggi,\” terangnya.

Pihaknya juga sedang banyak melakukan pencarian terkait varietas terbaik kelapa. Misalnya pohon tidak terlalu tinggi, usia penanaman hingga percepatan untuk berbuah serta buahnya memiliki kualitas kelapa yang baik.

“Tentu kita berusaha mengikuti pertanian itu cepat berbuah dan itu yang sedang kami upayakan mencarikan jenis bibit yang cocok,” jelasnya.

Menurutnya, varietas kelapa tidak semuanya bisa cocok jika ditanam di Berau. Perlu ada uji standar terkait varietas kelapa yang cocok untuk tanah di Kabupaten Berau.

“Tidak semua cocok, beberapa jenis di Balai Penelitian Kelapa di Manado, ada varietas yang cocok dikembangkan di Berau. dimana jenis kelapanya pendek dan cukup 2 tahun 6 bulan sudah berbuah, paling 10 meter saja tingginya,” terangnya.

Adapun untuk komoditi cokelat di Berau, sejauh ini cukup menguntungkan. Tetapi, pihaknya tengah menguatkan petani-petani cokelat untuk bertahan menanamnya. Sebab, banyak terjadi perubahan lahan dari budidaya cokelat menjadi sawit.

“Harus ada sosialisasi dan edukasi mendalam. Agar petani kakao tidak beralih ke tanaman sawit. Tantangannya di sana,\” paparnya.

Saat ini, tak kurang dari 1.003 hektare luas lahan petani cokelat yang ada di Berau. Sehingganya, Lita berharap, luasan perkebunan kako semakin bertambah dan tidak berkurang. Apalagi, pemerintah saat ini tengah berupaya melakukan hilirasi dengan bekerjasama dengan berbagai pihak.

Dirinya yakin, hadirnya hilirisasi dapat mendorong semangat para petani untuk terus mengelola perkebunan cokelat miliknya. Sebab, pasar yang jelas, pembeli yang ada, dan kualitas produksi kakao yang baik, menjadi modal bagi petani coklat di Kabupaten Berau.

“Saya perlu kolaborasi dengan berbagai pihak. Termasuk dengan pihak swasta,\” katanya.

Diterangkan Lita, cokelat Berau merupakan salah satu komoditas strategis diantara lima jenis. Yaitu, Sawit, Kelapa, Lada, Karet dan cokelat itu sendiri.

Cokelat Berau juga sudah terkenal hingga mancanegara. Selain itu, Kakao Berau menduduki juara 2, lomba biji kakau fermentasi tingkat nasional. Bahkan,  masuk dalam 8 besar Cacao Excelent ketika mengikuti lomba di Negara Swiss.

“Dan juga berdasarkan uji pusat penelitian dan pengembangan Kakao di Jember, coklat Berau punya ciri khas tersendiri,” terangnya.

Dirinya menjelaskan bahwa cokelat Berau punya aroma dan rasa yang berbeda dengan tempat lain. Aroma dan rasanya lebih khas. Hal inilah yang menjadikan dirinya yakin, pengembangan cokelat Berau bisa meningkat dengan pesat.

“Kami sudah banyak menerima permintaan dari luar, akan tetapi belum bisa terpenuhi. Maka darinitu, hal ini yang mendorong saya untuk mengembangkan gagasan ini,\” tandasnya.(ril/tam)

TAG:

Share

TRENDING

Berita Populer

Berita Lainnya

PT. Media Kaltimtara Times. Media siber yang berbasis di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kekinian, informatif, dan inspiratif.

Copyright © 2024. Kata Times