Waspadai Difteri di Berau, 3 Orang Meninggal 1 Sembuh

Penulis:

Share

Ilustrasi

TANJUNG REDEB – Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mencatat kasus penyakit Difteri mengalami kenaikan signifikan sejak 2022 yang hanya sebanyak 15 suspect, di 2023 ada 32 suspect dan 2024 bertambah menjadi 36 suspect.

 

Untuk Kabupaten Berau terdapat 4 orang terkonfirmasi positif Difteri, di mana 3 orang meninggal dunia dan 1 orang dinyatakan sembuh yakni perempuan berusia 35 tahun di Rinding. Sepanjang 2023 hingga 2024, kasus Difteri ini ditemukan di Kecamatan Teluk Bayur, Kepulauan Derawan, Kecamatan Gunung Tabur dan Kecamatan Kelay. Hal ini pun menjadi perhatian penting dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim yang langsung datang untuk meminta dilakukan percepatan penanganan.

 

“Dengan adanya surat keputusan (SK) Bupati Berau yang menetapkan Difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB), maka Dinkes Provinsi Kaltim dan Dinkes Kabupaten Berau, bersama-sama mengambil langkah untuk penanganannya,” jelas Kadinkes Berau, Lamlay Sarie, ditemui usai rapat tertutup, Kamis (21/3/2024).

 

KLB Difteri sebenarnya bukanlah wabah, melainkan hanya peringatan. Artinya, setelah menemukan ini (kasus Difteri), harus melakukan tindakan pencegahan dengan imunisasi melalui ORI (Outbreak Response Immunization).

 

KLB Difteri sebenarnya sudah lama di Indonesia sebelum 1990, kemudian dapat diatasi hingga dinyatakan bebas Difteri di tahun yang sama. Namun terjadi lagi dan dapat diatasi lagi pada 2013 dan sekarang terjadi lagi kasus Difteri.

 

Difteri merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Difteri menular dari manusia ke manusia bila terjadi kontak dengan penderita pada masa inkubasi ataupun kontak dengan carrier (orang sehat yang terinfeksi difteri namun tetap bisa menularkan kuman difteri).

 

Kontak penularan dapat melalui percikan ludah pada saat batuk/bersin, muntahan, dan kontak langsung dengan permukaan kulit atau luka terbuka (Difteri kulit), kontak dengan benda-benda yang terkena bakteri difteri (mainan, pakaian, kasur, dan lainnya). Semua kelompok usia dapat tertular penyakit ini, terutama anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.

 

Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi Corynebacterium Diptheriae, yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat mempengaruhi kulit. Difteri menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi ± 38C, munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan, yang mudah berdarah jika dilepaskan.

 

Gejala lainnya yakni hidung berair, sakit atau nyeri saat menelan, kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck, dan kesulitan bernafas atau sesak napas disertai bunyi (stidor). Dan pencegahan Difteri utamanya adalah dengan imunisasi.(lya/jun)

TAG:

Share

TRENDING

Berita Populer

Berita Lainnya

PT. Media Kaltimtara Times. Media siber yang berbasis di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kekinian, informatif, dan inspiratif.

Copyright © 2024. Kata Times